Jikalau seseorang membaca suatu buku filsafat ilmu
pengetahuan maka substansi yang ingin dipahami adalah apa pengertian ilmu pengetahuan, atau secara sederhana apa yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan. Konsekuensinya setiap pembahasan filsafat ilmu pengetahuan pada suatu buku tertentu kadangkala seseorang akan dipaksa untuk mengikuti aliran tertentu sang penulis buku tersebut, dan kiranya hal ini tidak dikehendaki oleh setiap intelektual.
Ditinjau berdasarkan analitika bahasa nampak dalam persoalan keilmuan terdapat kekacauan logis. Ilmu diterjemahkan dalam bahasa Inggris science, dan di indonesiakan menjadi sains, seperti dalam istilah yang lazim, ‘sains dan teknologi’. Namun demikian dalam kenyataannya terjemahan sains itu bukanlah mengacu kepada ilmu pengetahuan secara luas melainkan hanya menyebut pada kelompok ilmu pengetahuan tertentu saja, yaitu natural sciences sebagaimana diungkapkan oleh Mc. Graw-Hill (1974) ‘The study of natural sciences and the application of this knowledge for practical purposes’. Jikalau ilmu pengetahuan dipahami demikian, maka bidang-bidang lainnya tidak termasukd alam kategori pengertian ilmu pengetahuan, seperti sosiologi,linguistik, ekonomi, antropologi,komunikasi, filsafat, hukum,sejarah, arkeologi, sastra dan sebagainya, bahkan juga terhadap kajian agama yang dewasa ini juga sudah dikenal sebagai suatui lmu.
.