Bahtsul Masa'il adalah kata majmuk yg berasal dari dua kata yakni Bahtsul yg artinya : pembahasan sedang Masa'il adalah bentuk jamak dari kata masalah yg berarti : beberapa masalah. Dengan demikian bahstul masail secara bahasa mempunyai arti : pembahasan masalah-masalah/pembahasan beberapa masalah. Bagi orang awam Bahtsul Masa'il sekedar diskusi yang membahas beberapa permasalah. Namun di kalangan santri-santri salaf, Bahstul Masa'il bukan hanya sekedar diskusi biasa, karna dalam diskusi ini sudah sedemikian rupa di atur sesuai dengan standart akademic dan sumber-sumber terpercaya dari kitab-kitab klasik karya ulama terdahulu.
Yang membedakan antara diskusi-diskusi kampus dan Bahstul Masa'il yakni terletak pada konsep dan keteraturan pemahaman, sesuai dengan prosedur kajian kitab-kitab klasik yg perlu juga di sebutkan secara detail sumber-sumber yg di rujuk, sehingga secara garis besar satu kalimat/satu paragraf perlu di kaji ulang mengingat ada berbagai pendapat yg berbeda-beda.
Perlu kita diketahui..
Kajian bahtsul masa'il ini tidak sekedar ada narasumber kemudian audien/peserta bebas berpendapat sesuai dengan isi kepala dan pengetahuan dari buku yang ia baca seperti kajian-kajian pada umumya di kampus, tetapi lebih dari itu bahstul masa'il lebih ketat dan tertata rapi baik secara rujukan, methode berfikir dan pemaknaan.
Saya kadang bingung, ketika mendengar kata bahstul masa'il di gunakan untuk sekedar pamflet acara kajian di kampus sebagai tren di fakultas keagamaan, akan tetapi isi kajiannya sedikit mengecewakan, yakni hanya ada diskusi seperti pada umumya, Tidak sama sekali bertemakan kajian bahstul masa'il yg menjunjung tinggi rujukan dari kitab-kitab klasik ulama terdahulu. Maaf, sebelumnya ini bukan hak saya untuk menyalahkan atau mengklaim bahwa itu salah. Tetapi saya hanya sedikit risih jika budaya kajian santri yg sakral ini hanya dibuat sebagai Tren agar terlihat wah.
Juga sy tidak habis fikir, ketika dulu pernah ikut kajian di salah satu kampus yg di labeli Bahtsul masa'il akan tetapi ketika bernarasi dan berpendapat masih minim persiapan, ibrah dan rujukan secara detail dari kitab-kitab klasik. kebanyakan hanya berpatokan pada buku-buku pengetahuan agama, filsafat, dan olah pemikiran secara liar, bahkan ada yg bernarasi dengan tanpa buku/rujukan yg jelas yakni hanya mengandalkan pendapat pribadi sesuai logika yg rasional.
Sungguh apa itu pantas?
Sekali lagi maaf, sy tadak ingin menyalahkan atau men-jugde siapaun disini, tetapi tulisan ini hanya sekedar ingin mengingatkan diri sendiri agar lebih bijak dalam mengclaim sesuatu diluar kapasitas dan standart prosedur sebuah kegiatan, agar tidak terkesan hanya mengada-ngada.Tidak masalah dan tidak salah, apabila kampus ingin mengadakan kajian Bahtsul Masa'il, akan tetapi perlu diperhatikan dan dipahami betul2 definisi, konsep, dan tatacara yg tepat terkait kajian bahtsul masail ini. Dan jika kampus ingin mengadakan kajian ilmiah, beri saja label kajian ilmiah, tidak usah dipasang label bahsul masa'il agar tidak rancu dan terkesan meng uwu-uwukan yg tidak seharusnya di uwukan.
Selabihnya bila tulisan saya antum rasa kurang tepat dan banyak kekeliruan saya pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya, karna ini murni pendapat saya pribadi, wallahu a'lam.
Terima kasih..