Oleh : Syaifullah mh
Kebakaran di Gunung Bromo: Mengenai Tanggung Jawab dalam Aktivitas Fotografi dan Pelestarian Alam (Dalam Pandangan Islam)
Sungguhlah mengejutkan dan sedih ketika mendengar berita tentang Gunung Bromo yang dilalap oleh api akibat sesi foto prewedding yang menggunakan flare. Sebuah destinasi alam yang begitu indah, yang selama ini menjadi tempat magis untuk mengabadikan momen spesial, tiba-tiba menjadi saksi tragedi besar yang mengancam kehidupan, lingkungan, dan keindahan alam itu sendiri.
Kejadian ini harus menjadi cermin bagi kita semua tentang pentingnya tanggung jawab dalam aktivitas kita, terutama dalam dunia fotografi yang semakin populer. Flare, alat yang dirancang untuk memberikan efek dramatis pada foto, seharusnya digunakan dengan sangat hati-hati. Namun, apa yang terjadi di Gunung Bromo adalah pengingat yang tragis bahwa bahaya bisa tersembunyi di balik keindahan.
Pertanyaan yang muncul adalah: "Apakah kita sudah cukup sadar akan dampak tindakan kita?" Dalam dunia fotografi, di mana kita sering mencari keunikan dan dramatisasi, kita harus bertanya kepada diri sendiri seberapa jauh kita siap untuk pergi demi sebuah gambar yang mengagumkan. Dalam keadaan seperti Gunung Bromo yang kering dan rawan terhadap kebakaran, menggunakan flare bisa menjadi risiko besar.
Selain itu, tanggung jawab kita juga harus membentang ke dalam pelestarian alam. Kebakaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia di alam terbuka adalah pengingat pedih bahwa kita adalah penghuni sementara di planet ini. Kita harus menjaga keindahan alam yang masih tersisa dan menjaga agar tetap aman dari bahaya yang bisa timbul akibat kelalaian kita.
Peristiwa tragis ini juga harus mendorong kita untuk lebih menghargai peraturan dan panduan yang ada dalam setiap aktivitas kita di alam terbuka. Perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan kita semua memiliki peran penting dalam menjaganya.
Kebakaran di Gunung Bromo adalah pengingat yang menyakitkan tentang bagaimana tindakan yang tampaknya kecil dan tidak berbahaya bisa memiliki konsekuensi besar. Mari belajar dari peristiwa ini, untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, dan untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan di tempat-tempat indah lainnya di seluruh dunia.
Saat kita mengejar keindahan, mari juga selalu mengingat pentingnya menjaga kelestarian alam dan menjalani aktivitas kita dengan penuh tanggung jawab dan kepedulian. Hanya dengan begitu kita dapat memastikan bahwa keajaiban alam ini akan terus ada dan dinikmati oleh generasi mendatang.
Pandangan Islam tentang peristiwa kebakaran di Gunung Bromo dan pentingnya tanggung jawab dalam aktivitas fotografi serta pelestarian alam. Berikut adalah bagaimana pesan-pesan tersebut relevan dengan konteks tersebut:
Ayat Al-Quran (Surat Al-An'am 6:141):
"Dan Dia adalah yang menjadikan padamu segala yang ada di bumi ini, kemudian Dia mengarahkan-Nya kepada langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Pesan ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta, termasuk Gunung Bromo. Sebagai makhluk-Nya, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat ciptaan Allah dengan baik. Kebakaran yang disebabkan oleh aktivitas fotografi yang tidak hati-hati adalah bentuk kelalaian dalam menjaga ciptaan Allah.
Al-Quran (Surat Al-A'raf 7:31):
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid dan makan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus berperilaku seimbang dan tidak berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam, termasuk dalam aktivitas fotografi. Penggunaan flare atau alat lain yang dapat membahayakan lingkungan adalah bentuk berlebihan yang tidak dianjurkan dalam Islam.
Hadis:
1. Dari Abu Sa'id al-Khudri ra. ia berkata, "Rasulullah SAW masuk masjid dan di situ ada buah kurma yang diletakkan di atas mimbar. Rasulullah SAW bersabda: "Kalau bukan karena ini (perbuatan yang salah) yang pasti kamu akan melihat apa yang saya buat terhadapnya." (Muttafaqun 'alaih)
Hadis ini mengajarkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan penggunaan sumber daya alam yang baik dan tidak menyia-nyiakannya.
2. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, "Rasulullah SAW masuk pasar. Beliau melihat dua tumpukan biji-bijian. Beliau mencampur biji-bijian di antara kedua tumpukan itu. Kemudian beliau bersabda: "Jika tidak ada tindakan ini, sebenarnya anda berdua berdosa." (HR. al-Bukhari)
Dengan mengaitkan pesan-pesan dari Al-Quran dan hadis ini dengan peristiwa kebakaran di Gunung Bromo, kita dapat menyadari bahwa Islam mendorong kita untuk bertindak dengan tanggung jawab dalam aktivitas kita, termasuk fotografi, dan menjaga kelestarian alam yang merupakan karunia Allah. Menjaga keseimbangan antara keindahan dan tanggung jawab adalah bagian dari tugas kita sebagai manusia yang beriman.
Tentu, ada banyak ayat Al-Quran dan hadis yang menekankan pentingnya menjaga alam. Di antaranya:
Ayat dan Hadist di atas mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan dalam penggunaan sumber daya alam, seperti makanan dan pakaian. Ini adalah panggilan untuk menjaga alam dan tidak menyia-nyiakan apa yang Allah berikan.