Nawaitu, Aku Terlanjur Mencintainya

 

NAWAITU

Oleh: Ulumunafi


Umurku sudah genap 28 tahun dan aku sudah menyelesaikan pendidikan di tiga pondok pesantren. Umi memintaku untuk segera menikah namun aku selalu mengabaikannya. Beberapa kali Umi mengenalkan putri dari kyai-kyai pondok seberang, namun aku selalu. menolaknya.


Alasanku sebenarnya adalah karena aku mencintai sosok putri Kyai ternama yaitu Mbah Yai Maruf, Namanya Ning Nawa. Awalnya aku tidak berani mengungkapkannya kepada Umi karena aku tahu Umi pasti akan menolak. untuk menyampaikannya, dimana Ning Nawa berasal dari keluarga Pesantren yang besar. Sedangkan aku hanyalah seorang yang ditinggali Abah pondok dengan dengan 25 santri saja. Abah sudah meninggal tahun lalu, itulah mengapa Umi memintaku untuk segera menikah.


Namun karena Umi Terus mendesakku, akhirnya aku mengungkapkan alasan sebenarnya bahwa aku mencintai Ning Nawa. Setelah mendengar alasanku, Umi hanya bisa menyarankan agar aku ngalap berkah ngaji sama Mbah Yai Maruf terlebih dahulu.


Ketika bulan puasa, aku pasaran di pesantren beliau, disana Mbah Yai selalu mengajar di pagi hari menjelang Dhuha. Selama pasaran di sana hatiku selalu berdoa semoga aku bisa melihat Ning Nawa dari jauh untuk mengobati rindu sebagai pengagumnya.


Suatu ketika saat sahur aku makan banyak sekali, lalu menjelang dhuha ketika ngaji dengan Mbah Yai perutku sakit, lalu aku keluar untuk BAB. Saat keluar dari mushola yang posisinya di depan ndalem, tiba-tiba aku melihat Ning Nawa mau berangkat untuk mengajar di Pondok Putri. Deg... aku keget sekali, ini pertama kali aku melihatnya. Hatiku sangat berbunga-bunga, hingga rasa mulesku mendadak hilang. Lalu aku menatapnya berharap bahwa aku menjadi sosok yang mendampinginya kelak.


Ternyata rutinitas Ning Nawa ngajar memang setiap pagi. Dari situlah aku selalu izin di jam-jam Ning Nawa keluar agar aku bisa melihatnya. Kebiasaan itu aku lakukan berulang hingga dua minggu.


Suatu pagi, Mbah Yai memanggilku setelah mengaji. Aku pun bergegas menuju ndalem dan penasaran apa yang ingin disampaikan oleh beliau, padahal beliau pun tidak mengenalku secara pribadi dari ratusan santri yang mengaji.


Setelah aku duduk di Ndalem, tiba-tiba Mbak Yai dengan wajah muram berkata:


"Pulanglah, niat awal ngajimu sudah salah, jangan pernah. kembali sebelum hatimu bersih.."


Mendengar apa yang disampaikan oleh beliau aku langsung kaget, takut, gemetar, dan tidak bisa berkata apa-apa. Aku berlinang air mata dan merasa sangat bersalah. Ternyata beliau selama ini tahu apa yang sering aku lakukan untuk melihat Ning Nawa.


Dengan rasa bersalah yang sangat besar, aku terpaksa pulang. Sesampai di rumah aku menceritakan semua kepada Umi. Lalu Umi hanya bisa menjawab agar aku membersihkan hati dan datang lagi kepada Mbah Yai untuk meminta maaf.


Lalu aku mencoba membersihkan dan menenangkan hati selama beberapa minggu hingga akhirnya aku sowan lagi kepada Mbah Yai untuk meminta maaf. Permintaan maaf pun diterima, lalu aku tidak hanya pasaran saja disana, aku menetap nyantri kepada beliau.


Rasa cintaku kepada Ning Nawa masih membekas namun untuk berharap menjadi suaminya sudah tidak ada sama sekali. Kini aku hanya menjadi pengagum dari jauh dan terlalu takut untuk mengharapkannya. Aku disini tidak ada niatan lain, hanya ingin memperbaiki hatiku saja.


Genap 3 bulan menjadi santri, tiba-tiba Mbah Yai memanggilku, dan ternyata beliau menjodohkanku dengan Putri tercintanya, Ning Nawa..


Mendengar tawaran tersebut, aku hanya terpaku, tidak percaya apa yang terjadi. Mbah Yai bercerita bahwa beliau sudah menandaiku sejak lama, namun tahu bahwa hatiku belum siap karena pada saat itu masih dikuasai nafsu.


Setelah seminggu akhirnya aku melamarnya. Dari ruang tamu aku melihat separuh wajahnya yang sedang dipasangkan cincin oleh ibuku. Aku tidak percaya bahwa sosok tersebut benar-benar menjadi seseorang yang akan mendampingiku seumur hidup. Aku tidak tahu harus berucap syukur darimana, Tuhan benar-benar menjawab doaku.


Akhirnya Nawaitu yang kuperbaiki berhasil membuahkan Ning Nawa dalam hidupku. SELESAI..

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Ads Section